Masakan pedas tidak hanya enak, tetapi juga baik untuk Anda.
Rasa panas dan terbakar capsaicin dapat membantu menurunkan berat badan, penyakit jantung, dan bahkan depresi.
Orang yang makan masakan pedas enam sampai tujuh hari seminggu memiliki risiko kematian 14% lebih rendah, menurut penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal.
Artinya, makan makanan pedas bisa membantu kita hidup lebih lama.
Masakan pedas, di sisi lain, tidak selalu cocok atau bermanfaat untuk semua orang.
Dalam jangka panjang, keinginan untuk makan terlalu banyak makanan pedas bisa berbahaya bagi kesehatan kita.
Berikut beberapa dampak negatif makanan pedas, menurut Eat This Not That:
Efek pencahar
Makanan pedas terkenal menyebabkan sakit perut, mulas, dan diare.
Konsumsi capsaicin yang berlebihan telah terbukti dalam penelitian dapat mengiritasi lapisan perut.
Hal ini tidak dianjurkan karena menyebabkan mual, muntah, dan ketidaknyamanan perut.
Jerawat dan eksim dipicu.
“Makanan pedas bisa memperparah jerawat,” kata Rebecca Tung, MD, seorang dokter kulit di Florida.
Makanan pedas menghasilkan iritasi saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan tanda-tanda fisik pada kulit.
Orang dengan kondisi tertentu mungkin mengalami kulit kemerahan, jerawat, atau eksim.
Lepuh dan ruam adalah efek samping yang umum.
Dia mengatakan kepada Scientific American bahwa makanan pedas “merangsang reseptor di kulit yang biasanya menyebabkan panas.”
Serabut nyeri, juga dikenal sebagai nosiseptor polimodal, adalah reseptor yang menyebabkan suhu yang parah dan stimulasi mekanis.
“Ketika serat nyeri ini dipicu oleh bahan kimia, seperti yang ditemukan dalam cabai, yang menyebabkan respons saraf samar-samar, sistem saraf pusat dapat disesatkan atau ditipu.”
Mempengaruhi suara
Salah satu hal yang dapat mengiritasi tenggorokan adalah makan terlalu banyak makanan pedas.
Ini terutama benar jika Anda memiliki refluks asam, yang dapat menyebabkan muntah, nyeri, bengkak, dan suara teredam atau terdistorsi. Refluks asam sering disebabkan oleh konsumsi makanan pedas.